Bawal |
Ikan Bawal ( Colossoma macropomum )
merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi.
Ikan ini berasal dari Brazil. Pada mulanya ikan bawal diperdagangkan sebagai
ikan hias, namun karena pertumbuhannya cepat, dagingnya enak dan dapat mencapai
ukuran besar, maka masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi.
Secara sistematika ikan bawal
termasuk kedalam Genus Chacacoid dan species Colossoma macropomum.
Badan agak bulat, bentuk tubuh
pipih, sisik kecil, kepala hampir bulat, lubang hidung agak besar, sirip dada
di bawah tutup insang, sirip perut dan sirip dubur terpisah, punggung berwarna
abu-abu tua, perut putih abu-abu dan merah.
Ikan bawal banyak ditemukan di
sungai sungai besar seperti Amazon (Brazil), Orinoco (Venezuela). Hidup secara
bergerombol di daerah yang airnya tenang.
Bawal termasuk ikan karnivora,
Giginya tajam namun tidak ganas seperti piranha. Makanan yg disukai pada fase
larva adalah Brachionus sp., Artemia sp., dan Moina sp.
PEMBENIHAN
A. Pemeliharaan Induk
Induk-induk dipelihara di kolam
dengan kepadatan 0,5 kg/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet
sebanyak 3 prosen dari berat tubuh ikan dan diberikan 3-4 kali sehari.
Menjelang musim hujan jumlah pakannya ditambah menjadi 4 prosen. Induk betina
yang beratnya 4 kg dapat menghasilkan telur sebanyak +400.000 butir.
Betina: perut buncit, lembek dan
lubang kelamin berwarna kemerahanJantan: perut langsing, warna merah dalam
ditubuhnya lebih jelas dan bila diurut dari perut kearah kelamin keluar cairan
berwarna putih/sperma.
B. Pemijahan.
Pemijahan ikan bawal air tawar
bisa dilakukan secara Induced Spawning, caranya induk betina disuntik hormon
LHRH-a sebanyak 3 ?g/kg atau ovaprim 0,75 ml / kg . Induk jantan menggunakan
LHRH-a sebanyak 2 ?g/kg atau ovaprim 0,5 ml/kg. LHRH-a dilarutkan dalam larutan
0,7 % NaCl.
Induk betina disuntik dua kali
dengan selang waktu 8-12 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 bagian dari
dosis total dan penyuntikan kedua 2/3 nya.
Induk yang sudah disuntik
dimasukkan kedalam bak pemijahan yang dilengkapi dengan hapa. Selama pemijahan
air harus tetap mengalir. Pemijahan biasanya terjadi 3 sampai 6 jam setelah
penyuntikan kedua.
C. Penetasan
Setelah memijah telur-telur
diambil menggunakan scope net halus, kemudian telur tersebut ditetaskan didalam
akuarium yang telah dilengkapi dengan aerasi dan water heater dengan suhu 27 -
29oC. Kepadatan telur antara 100 - 150 butir/liter, biasanya Telur-telur akan
menetas dalam waktu 16 - 24 jam.
D. Pemeliharaan Larva
Larva dipelihara dalam akuarium
yang sama, namun sebelumnya 3/4 bagian airnya dibuang. Padat penebaran larva 50
- 100 ekor/liter larva yang berumur 4 hari diberi pakan berupa naupli Artemia,
Brachionus atau Moina. Pemeliharaan larva ini berlangsung selama 14 hari.
Selama pemeliharaan larva, air harus diganti setiap hari sebanyak 2/3
bagiannya. Setelah berumur 14 hari larva siap ditebar ke kolam pendederan.
E. Pendederan
Pendederan ikan bawal dilakukan
di kolam yang luasnya antara 500 -1.000 m2. Namun kolam tersebut harus
disiapkan seminggu sebelum penebaran benih. Persiapan meliputi pengeringan,
perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.
Setelah itu kolam dikapur dengan
kapur tohor sebanyak 50 - 100 gram/m2 dan dipupuk dengan pupuk organik dengan
dosis 500 gram/m2. Kemudian diisi air.
Bila kolam sudah siap, larva
diebar pada pagi hari dengan kepadatan 50 - 100 ekor/m2.
Setiap hari diberi pakan tambahan
berupa pelet halus sebanyak 750 gram/10 ribu ekor larva dengan frekuensi tiga
kali sehari.
Pemeliharaan di kolam pendederan
selama 21 hari.
Penyakit
Penyakit yang pernah ditemukan
pada ikan bawal air tawar yang berumur satu bulan antara lain disebabkan oleh
parasit, bakteri dan Kapang (Jamur)
Parasit
" Ich " Atau "
White spot ", biasanya menyerang ikan apabila suhu media pemeliharaan
dingin, cara mengatasinya yaitu dengan menaikkan suhu (dengan water heater)
sampai kurang lebih 29 derajat Celcius dan pemberian formalin 25 ppm. Pada
media pemeliharaannya.
Bakteri.
Streptococus sp. dan Kurthia sp.
cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan antibiotik tetrasiklin dengan dosis
10 ppm.
Kapang (Jamur)
Jamur ini merupakan akibat dari
adanya luka yang disebabkan penanganan ( Handling ) yang kurang hati-hati. Cara
mengatasinya dengan menggunakan Kalium Permanganat ( PK ) dengan dosis 2-3 ppm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar